Opini Achmad Yudi Wahyudin
Pakar Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Teknokrat Indonesia
Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah saat ini merupakan pilihan mandiri dengan menyesuaikan kesiapan dan karakteristik satuan pendidikan. Sekolah diberikan opsi dalam penerapan Kurikulum Merdeka yakni opsi Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Opsi Mandiri Belajar memberikan kesempatan bagi sekolah menggunakan struktur Kurikulum 2013 dan menerapkan beberapa konsep dan prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. Opsi Mandiri Berubah menjadikan sekolah menggunakan struktur Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. Terakhir, Opsi Mandiri Berbagi memberikan peluang sekolah untuk menggunakan Kurikulum Merdeka dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen dengan komitmen untuk membagikan praktik-praktik baiknya kepada satuan pendidikan lain.
Melalui mekanisme daring, Kepala sekolah diberikan kesempatan untuk mendaftarkan satuan pendidikannya untuk menerapkan Kurikulum Merdeka sampai dengan 14 April 2023. Meskipun tidak sedikit pendapat pro dan kontra terkait dengan penerapan Kurikulum Merdeka, namun perlu kita pahami mengapa pemerintah mendorong satuan pendidikan untuk menerapkan Kurkulum Merdeka.
Pertama, Kurikulum Merdeka menciptakan pembelajaran berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan. Pendidik dapat fokus pada materi esensial sehingga pembelajaran lebih mendalam serta waktu lebih banyak untuk pengembangan kompetensi dan karakter pelajar. Kurikulum Merdeka dipersepsikan dapat memfasilitasi kemampuan unik pelajar karena pendidik diberi hak sepenuhnya untuk berinovasi memperhatikan iklim atau budaya sekolah, dan karakteristik pelajar. Misalnya, ada karakter pelajar yang menyukai matematika dan Geografi sehingga pendidik dapat memadukan pembelajaran eksakta dan karakteristik IPS dalam satu pembelajaran matematika dan IPS atau IPAS untuk sekolah dasar.
Kedua, Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi pendidik. Pendidik dapat merancang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri. Kurikulum Merdeka memberikan hak sekolah untuk merancang (KOSP) yang memuat visi misi sekolah, organisasi pembelajaran, serta jadwal dan kalender akademik. Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan pendidik merancang kurikulum sesuai dengan karakteristik peserta didik menganjurkan adanya survey kebutuhan peserta didik, dan asesmen diagnostik sehingga sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) pendidik memiliki informasi karakteristik pelajar. Informasi ini menjadi dasar bagi para pendidik untuk merancang RPP termasuk metode dan penilaian pembelajaran.
Ketiga, Kurikulum Merdeka mendorong ketercapaian pembentukan karakter peserta didik yang unggul melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 merupakan pendekatan pembelajaran melalui projek dengan tujuan menanamkan karakter dan kompetensi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pelaksanaan P5 bersifat fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan sesuai dengan kebutuhan pelajar dan kondisi satuan pendidikan, sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya yang tersedia. Hal utama yang menjadi fokus P5 adalah proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi dan karakter pelajar, bukan semata-mata pada hasil/produk. Dengan adanya P5, satuan pendidikan dapat bergotong-royong untuk merencanakan, memfasilitasi, dan menjalankan asesmen yang esensial bagi pelajar. Sekolah dapat memilih tema-tema atau isu-isu penting P5 yang relevan sehingga pelajar dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.
Baca juga : Opini: Metafora Gramatika sebagai Strategi Meningkatkan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
Selain itu, tersedia juga berbagai dukungan untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Pendidik dapat belajar bersama sesama pendidik di komunitas belajar, seri webinar, dan narasumber berbagai praktik baik, helpdesk, mitra pembangunan serta mengembangkan kompetensi diri melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM). PMM menyediakan fitur utama seperti materi tentang kurikulum merdeka, pengumuman dan jadwal program terkini, referensi kegiatan belajar dan mengajar, pengembangan mendiri, mencari dan berbagi inspirasi. Dengan PMM para pendidik mendapat dukungan dalam memahami Kurikulum Merdeka dan juga menerapkannya. Kemudian, pemerintah juga menerapkan Komunitas Belajar sehingga pendidik dapat belajar bersama rekan sejawat baik di dalam sekolah maupun antar sekolah. Sekolah juga dapat mengakses narasumber berbagi praktik baik penerapan Kurikulum Merdeka sehingga dapat menginspirasi pendidik lain yang masih mempelajari Kurikulum Merdeka. Bagi para pendidik yang memerlukan tambahan informasi terkait Kurikulum Merdeka, Seri Webinar juga tersedia dan diakses melalui PMM.
Sebagai simpulan, penerapan Kurikulum Merdeka memang masih menjadi pilihan mandiri bagi sekolah, namun mengingat banyaknya manfaat yang didapatkan satuan pendidikan menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai hal yang perlu diprioritaskan oleh sekolah untuk diterapkan. Sejatinya Kurikulum Merdeka dirancang untuk mengatasi krisis belajar dengan meningkatkan kualitas pembelajaran di semua satuan pendidikan. Dengan Kurikulum Merdeka para pendidik dapat memperkuat budaya refleksi, budaya belajar, dan berbagi sesama pendidik. Kurikulum Merdeka dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan. Kurikulum Merdeka mentransformasi praktik pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar (literasi dan numerasi) dan membentuk karakter pelajar sepanjang hayat.