Oleh Ade Dwi Putra Mkom (Pakar Multimedia Pembelajaran, Tim Kelompok Keilmuan Game dan Multimedia Universitas Teknokrat Indonesia)
Di zaman digital yang terus berkembang, penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan telah menjadi isu penting yang diperdebatkan. Salah satu aspek yang menjadi fokus pembahasan adalah penggunaan permainan sebagai sarana pembelajaran.
Namun, dalam situasi ini, kita juga harus mempertimbangkan peran permainan tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan antara pembelajaran menggunakan permainan tradisional dan permainan digital, serta keuntungan dan tantangan yang terkait dengan keduanya.
Baca juga : UTI Loloskan Peserta Terbanyak PMM di Provinsi Lampung
Pertama-tama, mari kita diskusikan tentang permainan tradisional. Permainan tradisional melibatkan beragam jenis permainan fisik yang dimainkan secara langsung dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti kartu, balok kayu, atau papan permainan.
Beberapa contoh permainan tradisional antara lain catur, dam, congklak, atau layang-layang. Salah satu keunggulan permainan tradisional adalah interaktifitasnya yang melibatkan pemain secara fisik.
Pemain dapat merasakan sentuhan bahan-bahan permainan dan berinteraksi secara langsung dengan pemain lain. Game tradisional juga sering kali melibatkan aspek sosial, memungkinkan pemain untuk berinteraksi, berkomunikasi, dan membentuk hubungan dengan orang lain.
Permainan tradisional juga sering menitikberatkan pada pengembangan keterampilan berpikir strategis, pemecahan masalah, dan kemampuan sosial. Dalam permainan seperti catur, pemain harus merencanakan langkah-langkahnya dengan hati-hati, memprediksi kemungkinan gerakan lawan, dan mencari solusi terbaik untuk mencapai tujuan.
Selain itu, permainan tradisional juga dapat berperan dalam pengembangan kemampuan kognitif seperti memori, konsentrasi, dan logika.
Di sisi lain, permainan digital telah semakin populer dalam dunia pendidikan. Permainan digital melibatkan penggunaan teknologi komputer atau perangkat mobile untuk menyediakan pengalaman bermain yang interaktif.
Dalam permainan digital, pemain memiliki kemampuan untuk mengendalikan karakter atau avatar, memecahkan teka-teki, mengatasi tantangan, atau berpartisipasi dalam simulasi yang mensimulasikan situasi kehidupan nyata. Contoh permainan digital termasuk permainan teka-teki, simulasi pengelolaan bisnis, atau permainan bahasa.
Salah satu keunggulan game digital adalah fleksibilitas dan aksesibilitasnya. Game digital dapat dengan mudah diakses melalui perangkat mobile atau komputer, yang memungkinkan pembelajaran yang mandiri dan fleksibel.
Di samping itu, game digital juga memiliki kemampuan untuk memberikan umpan balik secara instan kepada pemain, memungkinkan pemantauan kemajuan mereka dan identifikasi area yang perlu ditingkatkan. Fitur-fitur ini dapat memotivasi pemain untuk terus belajar dan meningkatkan kinerja mereka.
Selain itu, game digital juga seringkali menawarkan unsur visual dan audio yang menarik, yang dapat meningkatkan daya tarik dan keterlibatan pemain. Dalam game digital, pemain dapat mengalami tingkat keterlibatan yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran.
Seakan-akan mereka terlibat sepenuhnya dalam lingkungan yang direpresentasikan dalam permainan. Hal ini dapat membantu dalam membangun minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi.
Namun, terdapat beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan game digital dalam pendidikan. Pertama, terdapat kekhawatiran terkait dampak negatif dari paparan berlebihan terhadap game digital, seperti peningkatan waktu yang dihabiskan untuk bermain game dan penurunan interaksi sosial secara langsung.
Selain itu, tidak semua individu memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses teknologi dan game digital. Di beberapa daerah atau komunitas, keterbatasan infrastruktur teknologi dan aksesibilitas dapat menjadi hambatan dalam penggunaan game digital sebagai sarana pembelajaran.
Saat mempertimbangkan penggunaan game dalam pendidikan, penting untuk memperhatikan konteks dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Game tradisional lebih sesuai dalam situasi yang melibatkan interaksi sosial langsung dan pengembangan keterampilan seperti kerjasama, negosiasi, dan komunikasi. Di sisi lain, game digital lebih sesuai untuk pembelajaran mandiri, pengembangan keterampilan teknologi, dan penggunaan teknologi komputer dalam berbagai konteks.
Dalam idealnya, pendekatan pembelajaran yang efektif adalah dengan menggabungkan keunggulan dan keunikan dari game tradisional dan game digital. Penggunaan game tradisional dapat memperkuat interaksi sosial, pembelajaran keterampilan sosial, dan peningkatan kognitif.
Di sisi lain, pemanfaatan permainan digital bisa memberikan kebebasan, pengalaman yang mendalam, serta pembelajaran yang disesuaikan. Pada akhirnya, penting untuk memilih pendekatan yang cocok dengan tujuan belajar, situasi, dan karakteristik peserta didik.
Gabungan yang optimal antara permainan tradisional dan permainan digital dapat menghasilkan pengalaman belajar yang efisien dan menarik. Tambahan lagi, para pendidik dan pengembang perlu terus melakukan penelitian dan inovasi dalam menciptakan permainan yang relevan, interaktif, dan bermanfaat dalam konteks pembelajaran.
Baca juga : Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Juara I Nasional Internet of Things Competition 2023
Pada akhirnya, bisa disimpulkan bahwa baik permainan tradisional maupun permainan digital memiliki potensi sebagai alat pembelajaran yang efektif. Kelebihan dari masing-masing pendekatan harus diakui dan dimanfaatkan dengan bijaksana.
Ketika mengembangkan dan menerapkan permainan sebagai alat pembelajaran, mempertimbangkan konteks pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan tujuan pembelajaran yang diinginkan menjadi hal yang penting. Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat mengoptimalkan potensi permainan sebagai alat pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam dunia pendidikan.